Izin Tol di Tahura Wasalam

Senin, 22 Juli 2013

KALTIM POST. PROYEK Jalan Tol Samarinda-Balikpapan benar-benar terganjal. Buktinya perizinan proyek yang melintasi Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Kutai Kartanegara (Kukar) tak dikabulkan. Opsi dari Kementerian Kehutanan, lintasan tol di Tahura digeser dari jalur semula.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Abdurahman Alhasni, menyebut Direktorat Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Kementerian Kehutanan telah melakukan penelaahan terhadap ajuan Pemprov Kaltim di Tahura. Hanya, hasil telaahan itu bikin waswas karena tol jadi terancam mangkrak.
Ada tiga opsi yang dilemparkan terhadap jalur tol di Tahura, seperti peralihan menjadi jalan layang dan terowongan bawah tanah. Tawaran terakhir adalah penggeseran jalur dari lokasi semula. Proyek tol yang rencana awal panjangnya 99 kilometer (Km) terdiri dari lima paket pekerjaan. Salah satunya melewati Tahura sepanjang 24 Km.
Oleh Kementerian Kehutanan, opsi jalan layang dan terowongan bawah tanah di Tahura tak mungkin dikabulkan. Alhasil, opsi terakhir jadi satu-satunya pilihan untuk melanjutkan proyek tol yang telah mendapat alokasi Rp 2 triliun dari APBD Kaltim. “Rekomendasi dari direktorat adalah melakukan pergeseran dari Tahura ke arah selatan menuju pantai dari Balikpapan. Jarak dari lokasi awal sampai puluhan kilometer,” ucap Alhasni kepada Kaltim Post, kemarin.
Pergeseran tersebut merupakan satu-satunya pilihan Pemprov. Jika tak dilakukan, pekerjaan tol yang selama ini berjalan bakal terbengkalai alias mangkrak. Lain halnya dengan lintasan tol yang melewati Hutan Lindung Sungai Manggar.
Di lokasi tersebut, Pemprov dapat izin membangun. “Jika tidak, maka tol tak bisa diwujudkan karena Tahura tidak bisa sama sekali. Persoalan sekarang tinggal sikap Pemprov. Tapi, yang jelas, langkah ini akan menimbulkan biaya tinggi,” jelas dia.
Berkaca hal itu, kalangan DPRD makin pesimistis proyek tol bakal kelar pada akhir masa jabatan Gubernur Awang Faroek Ishak. Seluruh proyek tahun jamak Pemprov, mesti selesai Maret 2014. “Ada beberapa proyek tahun jamak yang saya pesimistis tak terkejar. Kalau tak selesai, kelanjutannya bergantung kebijakan gubernur yang akan datang,” sebutnya.
Sekretaris Komisi I DPRD Kaltim, Syafaruddin juga berpandangan sama. Rekomendasi Kementerian Kehutanan terhadap proyek tol Kaltim berdampak pembengkakan biaya. “Selain itu jelas ada pergeseran perencanaan,” keluhnya.
Politisi PPP ini juga makin pesimistis proyek tahun jamak ini terkejar. Syafaruddin meminta Pemprov mengkaji ulang proyek tersebut menyesuaikan rekomendasi tersebut. Apalagi Gubernur kerap mengumbar ketertarikan investor terhadap proyek tol pertama di Kalimantan ini. “Keterlibatan pemerintah pusat juga tak bisa ditinggalkan. Ini perlu jadi agenda pusat,” sebut dia.

Sebagai informasi, proyek tol Samarinda-Balikpapan dibagi dalam 5 paket. Paket I (Km 13-Samboja) sepanjang 25,4 kilometer, Paket II (Samboja-Palaran I) sepanjang 23 kilometer, Paket III (Samboja-Palaran II) sejauh 22,6 kilometer, Paket IV (Palaran-Jembatan Mahkota II) sepanjang 16,9 kilometer, dan Paket V (Km 13-Sepinggan) sepanjang 11,12 kilometer. Proyek ini melewati Tahura Bukit Soeharto sepanjang 24 kilometer dan 8 kilometer HLSM.

Leave a comment