Permintaan Minyak Sawit Lestari Melonjak

Jum’at, 15 Agustus 2014

TEMPO.CO, Jakarta – Permintaan atas minyak sawit lestari mencatatkan pertumbuhan pesat pada semester pertama 2014. Organisasi kelapa sawit lestari, Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO), menyatakan pertumbuhan permintaan atas minyak sawit lestari lebih tinggi daripada pertumbuhan pasokan pada paruh pertama tahun ini.

Keterangan tertulis RSPO melaporkan total penjualan certified sustainable palm oil (CSPO) alias minyak sawit lestari baik perdagangan CSPO maupun sertifikat GreenPalm telah mencapai 2,47 juta ton pada semester pertama 2014. Penjualan ini tumbuh 48,8 persen dari penjualan pada periode yang sama tahun 2013. Pertumbuhan permintaan tahun ini melampaui pertumbuhan pasokan sebesar 29 persen. (Baca: Pembatasan Solar Untungkan Penjualan Minyak Sawit)

“Ini kabar baik untuk para petani bersertifikasi yang sekarang akan mendapat pengembalian investasi lebih tinggi atas praktek perkebunan lestari,” kata Sekretaris Jenderal RSPO Darrel Webber dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Agustus 2014. (Baca: SPBU Perkebunan Tak Masuk Daftar Pembatasan Solar)

Hingga akhir Juni 2014, total produksi minyak sawit lestari tercatat sebesar 5,27 juta metrik ton. Produksi minyak sawit lestari tahun ini diperkirakan mencapai 11,1 juta ton atau sekitar 18 persen dari total produksi minyak sawit global.

Lahan perkebunan sawit lestari membentang seluas lebih dari 1,98 juta hektare di seluruh dunia. Lahan sawit lestari ini sebagian besar ada di Indonesia, yaitu 49,6 persen dari total luas lahan sawit lestari global. Sisanya, 40,6 persen di Malaysia, 5,6 persen di Papua Nugini dan 4,2 persen tersebar di Kepulauan Solomon, Pantai Gading, Thailand, Guatemala, Ekuador, Brasil, Kamboja, dan Kolombia.

“Kunci untuk membuat seluruh industri sawit lestari adalah membagi tanggung jawab antara produsen kelapa sawit dan konsumen,” kata Webber.

Leave a comment