Sumber Kehidupan Masa Depan, Kepunahan Kehati Harus Ditekan

Rabu, 28 Januari 2015

BERITA SATU. Jakarta –  Keanekaragaman hayati (kehati) Indonesia tergolong sangat luar biasa. Namun, sayangnya laju kepunahannya bisa sangat cepat jika tidak segera diteliti manfaatnya untuk kehidupan manusia di masa depan.

Pengurus Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) Endang Sukara mengatakan tidak hanya Indonesia yang mengalami ancaman terhadap kehati. Amazon, Kongo. dan daerah-daerah tropis lainnya juga mengalami ancaman serupa.

“Hal ini tentu menyebabkan menyusutnya kemampuan bumi menghisap CO2,” katanya di sela-sela Kehati Award di Jakarta, Rabu (28/1).

Endang yang pernah menjabat sebagai wakil kepala lembaga ilmu pengetahuan Indonesia ini menambahkan, Indonesia sebagai negara maritim ditaburi banyak pulau yang terpisah jutaan tahun lalu.

Sebagai contoh Sibeurut terpisah dengan Sumatera daratan satu juta tahun lalu. Satwa seperti siamang di Sibeurut kerdil berbeda dengan siamang Sumatera yang bertubuh besar.

Sehingga banyak potensi kehati Indonesia yang belum digarap menjadi potensi wisata dan fungsi kehidupan lainnya misalnya sumber pangan atau obat-obatan. “Di FAO tercatat hanya ada 21 jenis pangan. Padahal ada puluhan ribu,” ujarnya.

Di hutan Kalimantan, apa yang dimakan orang utan tentu dapat pula dikonsumsi oleh manusia sebab kondisi perutnya sama dan banyak kesamaan lainya.

Namun diprediksi orang utan bisa punah tahun 2035. “Sebelum kita belajar dari orang utan, mereka sudah punah. Padahal apa yang mereka makan bisa menjadi sumber pangan manusia di masa depan,” ucap Endang.

Leave a comment